Kamis, 12 November 2015

Bersyukurlah

Assalamualaikum chingudeul.
Anyeong haha.

Setelah sekian lama sejak terakhir ngepost bulan Juli lalu akhirnya aku kembali dengan membawa kebahagiaan untuk semua. Alhamdulillah masih sehat walafiat walaupun dipenuhi dengan tugas-tugas dan UTS. Mumpung lagi ada waktu senggang, sambil dengarkan lagu Kpop (apasih al) aku mulai menarikan jari-jari ini di atas keyboard yang tak bernyawa ini haha. Entah kenapa hari ini aku ngerasa pengen berbagi cerita ya something like that lah. Oya, gimana kabar kalian semua ? Aku harap kabar kalian semua baik-baik aja ya. Bersyukurlah selama masih hidup. Kali ini aku ga ngebahas yang tidak penting, kali ini aku pengen ngebahas yang sedikit penting, agak penting dan lumayan penting.

Ngomong-ngomong tentang syukur, bersyukurlah kalian. Aku punya pendapat, sebenernya sih pendapat yang sudah umum dikatakan oleh semua orang. Bersyukurlah kalian yang masih sehat hari ini karna masih banyak orang sakit, bersyukurlah kalian yang masih bisa sekolah, kuliah karna masih banyak di luar sana orang-orang yang tidak sekolah. Sungguh miris, di zaman yang udah modern dan maju ini tapi banyak anak-anak di bawah umur yang engga sekolah. Contoh nyatanya aja baru sekitar 3 hari yang lalu aku ketemu dengan seorang anak di bawah umur yang kerja di tambal ban dengan ramah nyapa pelanggan. Ceritanya sih waktu itu motor Nia bocor jadi dia nyari bengkel, setelah mengelilingi daerah Bina Krida tapi dua bengkel yang akan dituju malah tutup jadi terpaksa harus keliling dan akhirnya nemu juga bengkel di Manyar. Setelah aku turun dari motor aku baru sadar kalo ternyata yang nyapa itu anak kecil yang seumuran dengan adik kandung aku. Langsung aku mikir, sekarang hari apa ya ? Kenapa adik ini ga sekolah ? Kok malah di sini ? Berapa umur adek ini ? di situ banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan ke adik itu tapi mulut ini berasa ga kuat untuk ngomong. Miris rasanya ngeliat dia yang ga sekolah, rasanya pengen banyak nanya ke adik itu tapi dia lagi sibuk kerja. Kasian, iya kasian yang ada dipikiran aku saat itu.

 Yang ada dipikiran aku saat itu Cuma Vico dan adik itu. Rasanya pengen langsung nelpon Vico hanya sekedar memberi tahu dan mengingatkannya tapi apa daya pulsa ga ada (kan lebih sedih tu). Dari sekian banyak pertanyaan yang ada di pikiranku hanya satu yang keluar dari mulut ini “Adek umurnya berapa ?”, “13 kak”. Jujur aku ga kuat dengarnya, we tua setahun dari umur Vico. Seharusnya aku bersyukur masih bisa kuliah dan vico harus bersyukur karna masih bisa sekolah, kami semua harus bersyukur karna apa yang kami inginkan masih dituruti sama orang tua. Alhamdulillah itu yang aku ucapkan pertama kali.
Nangis, iya itu yang bisa aku buat pertama kali selama aku perhatikan adik itu. Rasanya pengen aku ngasih sesuatu untuk bantu dia tapi apa daya, aku aja masih minta orang tua. Aku aja masih bergantung banget sama orang tua. Aku aja masih ga bisa apa-apa kalo ga ada orang tua. Jarang-jarang lho aku nangis tapi entah kenapa saat itu aku ngerasa “al kok kamu gampang nangis sih”. Benar-benar miris di zaman yang maju ini tapi di Indonesia banyak anak-anak di bawah umur yang engga sekolah, dimana peran pemerintah ? Mana yang katanya sekolah gratis 12 tahun itu ? Mana pak buk, MANA ?!.

Katanya pengen Indonesia maju, katanya pengen Indonesia ini itu tapi faktanya banyak diantara anak-anak Indonesia yang SEHARUSNYA bisa menerima pendidikan 12 tahun malah ga bisa apa-apa. Mungkin diantara anak-anak yang ga sekolah itu ada yang memiliki bakat bahkan lebih pintar dari yang sekolah. Pasti, pasti ada tentunya tapi mereka tidak menerima pendidikan yang seharusnya wajib mereka terima. Faktor ekonomi, iya faktor ekonomi adalah penyebab utama kenapa anak-anak tersebut ga sekolah. Dibalik semua ini banyak  pejabat yang foya-foya, yang korupsi, yang sedang menikmati hasil KORUPSInya itu. Wah luar biasa ya hukum di Indonesia, di Indonesia KORUPTOR yang didapat potongan masa hukuman atau mungkin mau dibikin potongan harga juga bagi koruptor di Indonesia. Maksud aku, potongan HARGA DIRI untuk para KORUPTOR. Di China, bagi para koruptor langsung hukuman mati. Di Arab, kalo korupsi potong tangan. Di Indonesia (?) kalian taulah ya haha. Para pejabat hanya akan membantu seseorang yang kurang atau bahkan tidak mampu hanya ketika orang tersebut MASUK TV. Ya it's Indonesia.

Mari kita doa sama-sama mudah-mudahan anak-anak yang tidak menerima pendidikan bisa menerima pendidikan yang seharusnya. Dan juga mudah-mudahan ketika aku punya banyak uang nanti, aku bisa bangun sekolah dan menggratiskannya untuk para anak yang kurang mampu. Aamiin. Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. See you later J